Oleh: Moh. Ajuk Ali Fuqon*
Mediamahasiswa.com – Siapa yang tak kenal blog naked-traveler.com? Empunya blog itu, Trinity, mengulas apik kisah-kisah perjalanannya. Juga Mardiyah Chamim, penulis buku ‘Sejarah Tumbuh di Kampung Kami’. Maka, ketika ada webinar kelas menulis Cerita Perjalanan versi Mardiyah dan Trinity, tentu saja aku tak mau ketinggalan untuk ikut.
Maklum, kegiatan pengembangan diri menjadi penting ketika pandemi. Ditambah, hampir semua kegiatan dapat dilakukan di rumah saja tanpa ada halangan waktu. Asalkan ada internet dan alat teknologi seperti laptop atau handphone, semua beres.
Pada Kamis (9/7/2020), sakuaya berkesempatan mengikuti webinar yang diadakan oleh Rumah Karya Indonesia dengan menghadirkan narasumber Mardiyah Chamim dan Trinity Traveler. Eka Dalanta adalah moderator dalam webinar tersebut.
Aku tertarik dengan kelas menulis ini karena salah satu narasumber merupakan sosok penulis cerita perjalanan (travel writer) Trinity. Sosok yang kukagumi sejak lama ini memulai karir kepenulisan melalui blog pribadinya naked-traveler.com. Sedangkan narasumber inspiratif lainnya adalah Mardiyah Chamim, jurnalis Kompas dan founder puanindonesia.com.
Mardiyah membuka sesi pertama dengan sebuah quote dari Paulo Coelho, “Tak diragukan lagi, perjalanan telah membuat lompatan besar dalam hidupku”. Mardiyah menegaskan bahwa perjalanan yang kita lakukan adalah suatu hal yang penting. Dalam sebuah perjalanan, seseorang akan mendapatkan pengalaman yang dapat membuka mata, telinga dan hati.
Tak mengherankan, hampir semua agama menganjurkan umatnya untuk berkunjung ke tempat-tempat suci, yang notabene memiliki jarak yang jauh dari tempat tinggal umatnya. Contohnya saja umat Islam yang dianjurkan untuk berkunjung ke Makkah dan Madinah.
Mengapa melakukan perjalanan itu penting?
Melakukan perjalanan menurut Mardiyah, tidak hanya dapat memberikan kenangan berupa video atau pun foto, tapi juga berupa tulisan. Menulis kisah perjalanan merupakan cara lain dari mengawetkan sebuah memori agar tersimpan rapi. Tulisan juga dapat dikatakan sebagai cara dalam memaknai apa saja yang ditemui sepanjang perjalanan. Bahkan, melalui tulisan seorang pejalan dapat memperkenalkan daerah dan budaya lokal yang dimiliki daerah tersebut.
Mardiyah lebih memilih pasar lokal sebagai tempat kunjungan wajib ketika mendapat kesempatan berkunjung ke suatu daerah. Menurutnya, pasar lokal dapat menggambarkan kondisi nyata suatu daerah. Seorang pejalan dapat mengetahui makanan apa yang paling laris di pasar tersebut, bagaimana dinamika ekonomi yang berlangsung dalam pasar tersebut.
Sedangkan menurut Trinity, sebagai anak yang terlahir dalam keluarga yang suka melakukan perjalanan, perjalanan adalah kegiatan wajib yang harus dilakukan dan dinikmati. Cara menikmati perjalanan dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya menuliskan apa saja yang didapat ketika melakukan perjalanan.
Menulis cerita perjalanan Trinity bermula ketika ia ingin membagikan pengalaman perjalanan pribadinya kepada teman-teman di sekolahnya dulu. Tapi kemalasan Trinity dalam melakukan pengulangan cerita kepada satu teman ke teman lain, membuat ia berpikir untuk menulis cerita di sebuah kertas dan memfotokopi. Jika ada yang ingin tahu tinggal membagikan fotokopian cerita yang sudah ia buat.
Teknologi membantu Trinity dalam bercerita. Awal mula ia bercerita di sebuah kertas, berubah menjadi blog pribadi. Blog berisi cerita-cerita perjalanan inilah yang mengubah jalan hidup Trinity sampai sekarang. Tak sampai disitu, blog juga dijadikan sebagai wadah atau tempat Trinity mengasah kemampuan dalam menulis.
Menulis cerita perjalanan versi Mardiyah dan Trinity
Menghasilkan sebuah tulisan cerita perjalanan yang menarik, menurut Triniy dan Mardiyah dibutuhkan kepekaan dari seorang penulis. Kepekaan dalam mendapatkan hal-hal unik yang didapatkan dalam perjalanan dan mengemasnya secara menarik dalam sebuah tulisan.
Kedua narasumber menjabarkan cara melatih kepekaan adalah dengan cara membaca buku sebanyak mungkin, karena kegiatan membaca dapat melatih sudut pandang seseorang dalam menilai suatu hal. Di sisi lain, kegiatan membaca juga dapat melatih seseorang dalam kemampuan menulis. Kegiatan observasi terkait hal-hal yang didapatkan dalam perjalanan juga dapat dijadikan sebagai cara lain melatih kepekaan.
Sedangkan dalam mengemas agar tulisan unik dan menarik, angle tulisan dalam menceritakan bagian yang ditulis juga dianggap penting. Saran dari narasumber adalah dengan cara merumuskan dalam kalimat tanya. Mardiyah menncontohkan dari sosok unik yang ditemui, Rosina Soik. Rosina Soik berumur 80 tahun dan memiliki tatto bermotif tenun di beberapa bagian tubuhnya. Berawal dari hal tersebut. Mardiyah mencontohkan hal-hal yang bisa dianggap angle menarik, seperti ‘Bagaimana kisah para perempuan yang di tubuhnya ada tato motif tenun?’ atau ‘Apakah tato motif tenun ini ada di berbagai tempat lainnya?
Begitulah catatan-catatan penting yang kudapatkan ketika mengikuti kelas menulis cerita perjalanan. Banyak hal yang membuat aku berpikir untuk segera melakukan sebuah perjalanan dan menuangkan dalam sebuah tulisan. Namun, seperti yang kita ketahui bahwa dunia sedang tidak bersahabat untuk kita melakukan perjalanan. Semoga dunia akan segera pulih dan kita dapat melakukan perjalanan dengan segera!
*Penulis adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang asal Gresik. Bisa disapa melalui akun Instagram @ajukalfurqon