MALANG, MediaMahasiswa.com – “Literasi tidak melulu tentang buku. Lebih dari itu, segala hal yang menyangkut teks dalam wujud apapun, segala bentuk komunikasi yang menuntut pemahaman mendalam itu juga termasuk dalam dunia literasi,” ucap Irwan Bajang, ketika menjelaskan mengenai 70 narasumber yang akan datang dan mengisi kemeriahan patjarmerah – Festival Kecil Literasi dan Pasar Buku Keliling.
Bajang adalah salah satu inisiator patjarmerah, bersama rekannya, Windy Ariestanty. Mereka telah memulai kegiatan ini sejak Maret lalu di Jogjakarta. Setelah sukses pada acara sebelumnya, dan berhasil mendatangkan kunjungan hingga lebih dari 40.000 orang, patjarmerah kali ini melanjutkan perjalanannya ke Kota Malang. Selama sembilan hari, sejak 27 Juli hingga 4 Agustus mendatang, festival ini akan digelar dan dipusatkan di bekas Bioskop Kelud, Klojen, Kota Malang.
Seperti yang terjelaskan di rilis resmi yang diterima MediaMahasiswa.com, tidak hanya penulis dan penggiat literasi di Indonesia yang akan datang, patjarmerah menggandeng narasumber lintas media dan lintas wacana. Para penulis, sineas, pemengaruh, konten kreator, pemusik, jurnalis, blogger dan komunitas juga akan turut berpartisipasi memeriahkan festival yang mengidentikkan dirinya dengan sirkus keliling ini.
“Pemilihan narasumber yang banyak ini, sekaligus pemilihan isu dan tema acara yang beragam adalah komitmen dan keseriusan patjarmerah untuk menghidupkan literasi dalam beragam aspek” ungkap Windy Ariestanty.
Dalam rentang sembilan hari penyelenggaraan, puluhan lokakarya dan obrolan akan diselenggarakan oleh patjarmerah. Hampir semua lokakarya dan obrolan yang diadakan oleh patjarmerah bersifat gratis. Beberapa lokakarya yang bertiket pun, pada ujungnya tetap saja gratis, sebab semua pembayaran yang dilakukan peserta akan dikembalikan dalam bentuk buku yang ditulis oleh para pengampu lokakarya.
Hari pertama, narasumber-narasumber pilihan akan memulai mengisi hari di patjarmerah. Syahid Muhammad akan memulai pagi dengan lokakarya bertema “Feeling Better Through Writing and Speaking”, berbarengan dengan Reda Gaudiamo yang akan mengisi lokakarya tentang Menulis Cerita Anak.
Siang harinya, obrolan tentang ‘Jurnalisme Sastrawi, Toleransi Penulis Terhadap Lingkungan & Karya’ akan diisi oleh Seno Gumira Ajidarma dan Wawan Eko Yulianto, serta dipandu oleh Irwan Bajang.
Jelang sore hari, kembali lokakarya akan diadakan, diampu oleh Siska Nirmala dalam tema ‘Zero Waste Adventure’. Lokakarya ini sekaligus menjadi kampanye patjarboemi yang selalu dijadikan isu penting oleh patjarmerah untuk mengajak semua orang merawat bumi dengan mengurangi penggunaan kantong plastik. Berbarengan dengan itu, di panggung yang berbeda, Adhitya Mulya akan mengajak para pengunjung atau yang disebut patjarboekoe untuk berbincang tentang ‘Meramu Sejarah Indonesia dalam Novel Komedi’.
Malam harinya, Bernard Batubara bersama Syahrin akan berbagi cerita mereka menulis dalam sebuah obrolan dengan tajuk ‘Meramu Sejarah Indonesia dalam Novel Komedi”.
Setiap harinya, festival patjarmerah akan dimulai sejak pukul 09.00 WIB dan berakhir pada 21.00 WIB. “Biasa sih kita selesai pukul sembilan malam, tapi kadang banyak patjarboekoe yang belum mau pulang dan memaksa kami buka hingga larut”, lanjut Windy menerangkan antusiasme pengunjung seperti yang terjadi sebelumnya di Jogjakarta. (*)