MediaMahasiswa.com – Sebagai mahasiswa, kamu pasti pernah dihinggapi dilema, mana yang harus diprioritaskan antara kuliah sambil organisasi atau fokus di kuliah saja. Sebagian bakal milih untuk memprioritaskan organisasi, sebagian lainnya memprioritaskan kuliah. Di antara kedua pilihan ini memiliki pendukungnya masing-masing. Orang tua dan dosen tentu kebanyakan mendukung kuliah. Sedangkan yang mendukung pilihan organisasi biasanya kakak senior organisasi.
Tapi pertanyaannya, kenapa harus memilih fokus di salah satunya? Padahal ada opsi ketiga, yakni memilih keduanya: Aktif di organisasi sekaligus di perkuliahan. Emang bisa? Ya bisa, lah! Udah banyak yang ngebuktiin kalau organisasi itu gak musti ganggu kuliah. Begitu juga sebaliknya. “Kan tiap orang kapasitasnya beda!”.
Sekarang penulis nanya, kamu pengen punya kapasitas diri kayak mereka yang sukses di keduanya? Kalo gak ya udah, pilih aja salah satunya. Tapi, kalau kamu kepingin punya kapasitas seperti mereka, sekarang tanyakan, kenapa mereka bisa punya kapasitas seperti itu.
Pasti gak tiba-tiba mereka punya kapasitas seperti itu, kan? Pasti mereka juga belajar, berproses sampai seperti mereka yang sekarang. Terus, kenapa kamu nggak coba belajar dan berproses seperti mereka juga. Pastinya kamu juga bisa kok.
Alasan klasik: Gak bisa bagi waktu jika harus kuliah sambil organisasi
Justru dengan kamu aktif di keduanya, kamu bakal punya kesibukan yang lebih, jadi punya kesempatan belajar bagi waktu, memanajemen waktu dan diri kamu. Masa mau terus-terusan main aman, nggak bisa hidup dengan kesibukan. Gimana nanti saat di dunia nyata kamu harus mikirin kerjaan, istri/suami, anak dan lingkungan sekitar kamu sekaligus. Sebelum terlambat latih dirimu dari sekarang.
Baca juga: 10 Kampus Negeri Dengan Kinerja Terbaik
Bedakan antara kapasitas diri dengan potensi diri, jadi kuliah sambil organisasi harus apa nggak nih?
Sekarang kamu boleh ngerasa gak bisa, tapi yakin deh, kamu punya potensi untuk bisa juga berhasil seperti mereka. Tinggal mau menjalani proses atau tidak. Kecuali emang kamu mau hidup yang standar-standar aja, yaudah mending gak usah coba-coba. Aman deh!
Makanya, dalam menjawab pilih kuliah atau organisasi, bukan kapasitas diri kamu seharusnya yang jadi pertimbangan. Tapi pertama, potensi diri kamu. Yang kedua, target, harapan, atau cita-cita hidup kamu setelah kuliah, mau jadi diri yang seperti apa ketika kamu lulus nanti.
Kalau yang kamu butuhkan hanya sekedar IPK atau kemampuan akademik, yaudah, pilih fokus kuliah lebih baik. Tapi, kalau kamu pingin sesuatu yang lebih, jadi pemimpin, kemampuan kerjasama dan komunikasi, relasi yang luas dan lainnya, maka kamu harus juga aktif di organisasi.
Kalau kamu aktif di keduanya, maka sekaligus kamu akan dapat bonus kemampuan manajemen waktu dan diri, beretos kerja tinggi, produktif dalam bekerja dan lainnya. Maka dari itu, mindest-nya harus dirubah.
Semakin banyak kesibukan justru semakin banyak pelajaran yang akan kita dapatkan. Semakin banyak pelajaran yang kita dapat, maka semakin diri kita akan tumbuh menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Bukankah ini tujuan kuliah? (can/war)