Oleh: Hana Firya Putri Arimbi*
Tembalang, Semarang (5/2) – Salah satu dampak yang dirasakan oleh masyarakat karena pandemi Covid-19, ialah kegiatan belajar mengajar yang tidak bisa dilakukan seperti biasanya. Jika pada sebelumnya antara guru dan murid akan melakukan pembelajaran secara langsung (bertatap muka). Maka pada era pandemi ini sistem pembelajaran harus dilakukan melalui media daring.
Ternyata pembelajaran secara daring memerlukan perhatian yang cukup ekstra. Hal ini ikut disuarakan oleh warga Perumahan Durenan Asri RT 05/RW 09 Kelurahan Meteseh. Setelah mengisi kuesioner untuk melakukan survei mengenai sistem pembelajaran anak di era pandemi Covid-19, dapat terlihat bagaiman perkembangan sistem belajar yang sudah dilalui beberapa bulan ke belakang.

Terlihat pada hasi survei, bahwa semua pembelajaran dilakukan dari rumah (online). Lalu bisa dilihat juga bahwa kategori anak didominasi oleh murid yang baru duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).

Pembelajaran daring ini tentunya bisa memengaruhi mental anak dan tidak terkecuali orang tua. Terlebih lagi selama pembelajaran dilakukan secara daring, maka orang tua memiliki perhatian penuh yang harus tertuju kepada anak. Walaupun begitu, beberapa orang tua harus bisa membagi waktu dengan prioritas lain yang mereka miliki, seperti misalnya pekerjaan.
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh orang tua untuk melancarkan pembelajaran secara daring/online bagi anak, ialah:
- Perangkat penunjang pembelajaran (handphone/laptop, dsb)
Jika tingkatan pendidikan anak masih berada di bawah tingkatan SMP, biasanya anak belum memiliki perangkat seluler sendiri. Karena itu, “peran orang tua” di sini adalah, harus memberikan edukasi mengenai penggunaan handphone/perangkat penunjang lainnya.
“Untuk itu, sebisa mungkin orang tua berada di dekat anak ketika proses pembelajaran tengah berlangsung. Jadi, bila anak mengalami kesulitan, orang tua bisa dengan segera membantunya.”
2. Jaringan internet yang stabil
Untuk poin nomor dua, beberapa hambatan yang mungkin memengaruhi jaringan internet, ialah cuaca. Hal ini tentu saja tidak bisa dihindari. Tapi, orang tua tetap bisa membantu anak untuk mengikuti pembelajaran dengan semestinya, yaitu memerhatikan jadwal belajar anak. Di mana jika kita sudah mengetahui kapan waktu anak harus mengikuti pembelajaran secara daring, dan juga beberapa jam penting seperti deadline pengumpulan tugas, maka sebisa mungkin orang tua mempersiapkan jaringan internet yang stabil untuk anak. Karena “peran orang tua” di sini ialah memastikan anak dapat mengikuti pembelajaran dengan sebaik-baiknya.\
3. Membantu persiapan belajar anak
Persiapan sebelum jadwa kelas dimulai ialah seperti menyiapkan buku-buku belajar, alat tulis, dsb. Bantuan yang dimaksud di sini, tidak melulu harus turun tangan langsung (tapi ini lebih bagus). Karena orang tua juga mungkin memiliki kesibukannya sendiri. Jadi, seperti ucapan berupa pertanyaan “Dik, bukunya udah disiapin?” Atau “Kalau mau nyari (ini) ada di (sini), ya.” “Nanti kalo ada yang nggak ngerti, tanya aja, ya. (Mama lagi masak).” Misalnya begitu. “Peran orang tua” di sini ialah bisa memahami kapasitas dan kemampuan anak masing-masing.
4. Mendampingi anak saat belajar
Cara mendampingi di sini tidak selalu harus berada di samping anak. Karena mungkin beberapa orang tua juga memiliki kesibukan tersendiri. Maka dari itu, hanya perlu ada di sekitar anak, di mana jika anak merasa kesulitan, ia bisa langsung mencari orang tuanya untuk meminta bantuan. “Peran orang tua” di sini adalah mengusahakan diri agar selalu ada untuk sang anak.

5. Membangun suasana hati yang baik untuk anak
Sebagian besar anak, merasa cukup terkejut dengan pembelajaran secara daring ini. Terlebih lagi mereka yang baru duduk di bangku sekolah dasar. Tempat di mana dunianya masih penuh warna warni. Mereka yang biasa bertemu dengan teman-teman di sekolah, sekarang harus belajar dengan jarak.
Terkadang seorang anak yang masih di bawah umur, belum terlalu mengerti bagaimana mengungkapkan perasaannya. Bosan. Mungkin hal itu bisa orang tua sadari dari raut wajahnya yang lesu, atau bagaimana ia tidak bersemangat ketika jadwal pembelajaran di mulai.
Cara membangun suasana yang menarik untuk anak, yaitu memberikan jeda belajar. Karena tentu saja kalau anak tidak mungkin belajar sampai satu hari penuh, bukan? Orang tua bisa memberikan waktu istirahat untuk anak, yaitu dengan memberikan kebebasan bagi anak bila ingin melakukan hal lain, misal menonton kartun di televisi. “Peran orang tua” di sini adalah mendampingi tontonan anak, dan tetap mengingatkan secara halus kalau nanti sang anak harus kembali belajar.
Selain itu, orang tua juga bisa memulai obrolan agar anak merasa lebih nyaman untuk terbuka mengenai perasaannya selama pembelajaran daring itu. “Peran orang tua” juga harus bisa menjadi teman dari anaknya. Terlebih lagi komunikasi adalah hal yang utama dalam hubungan orang tua dan anak.
Ruang konsultasi memberikan banyak manfaat kepada orang tua, yaitu mengenai peran utama sebagai orang tua, untuk bisa menghadapi perubahan dari sistem pembelajaran bagi anak. Beberapa peran orang tua di atas juga sudah dipahami dan dijalankan dengan baik oleh orang tua di lingkungan Perumahan Durenan Asri RT 05/RW 09 Kelurahan Meteseh.
Pelaksanaannya sendiri berlangsung selama kurang lebih dua minggu lamanya. Untuk ruang/tempat berkonsultasi, mahasiswa KKN dan warga menggunakan media berupa aplikasi pesan Whatsapp. Komunikasi berlangsung cukup baik dan warga bisa menerima informasi dengan lebih mudah karena penyampaiannya yang jelas melalui tulisan. (*/war)
*Penulis merupakan mahasiswa Sastra Indonesia 2017, Universitas Diponegoro