MALANG, MediaMahasiswa.com – Indonesia merupakan negara yang masih mengembangkan pertumbuhan wirausaha. Tingkat ekonomi suatu negara akan meningkat ketika jumlah wirausahanya diatas 14 persen. Sementara saat ini jumlah wirausaha di Indonesia hanya 3 persen dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.
Hal ini diungkapkan oleh Firjatullah Zuhri Allam, Kepala Divisi Ekonomi, Tazkia Student Association (TSA) saat pembukaan kegiatan Bisnis Day di Tazkia IIBS. Guna menumbuhkan jiwa wirausaha, Tazkia International Islamic Boarding School (IIBS) melalui organisasinya mengadakan berbagai program untuk menumbuhkan jiwa enterpreneur. Salah satu di antara programnya adalah bisnis day.
Allam menyebutkan dalam rilis yang diterima redaksi MediaMahasiswa.com, bisnis day merupakan satu diantara program yang dicanangkan bagi seluruh santri Tazkia IIBS. Kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari (3-4/7) tersebut rupanya memancing banyak animo.
“Pertama kami mengumumkan akan diadakannya bisnis day dan bagi yang ingin menjual produknya bisa mendaftar. Di luar ekpektasi kami peserta yang ikut. Setidaknya 15 kelompok turut berjualan. Mereka merupakan santri kelas VII SMP – XI SMA,” sambung Allam.
Bisnis day salah satu memacu kemampuan wirausaha santri khususnya. Karena, lanjut Allam, berjualan tidak hanya jualan. Perlu ada strateginya, perlu memikirkan modal dan keuntungan yang didapat. Perlu juga riset pasar terlebih dahulu. “Kami rasa dengan memulai dari lingkup yang kecil dulu nanti bisa berpengaruh ke lingkup yang lebih besar,” ungkap santri kelas XI SMA itu.
Sebagian besar produk yang dijual makanan basah. Namun makanan dalam berbagai bentuk. Nasi goreng, roti bakar, minuman jus buah, dan lain lain diperjual kan di acara ini. Menurut Allam semua produk yang dijual telah disaring dan diperiksa terlebih dahulu. “Kami melarang penggunaan MSG dalam produk makanan,” kata santri asal Nganjuk itu.
Selain bisnis day, TSA Tazkia IIBS juga mengadakan program Sunday Sale. Allam menjelaskan, kegiatan ini juga intinya dagangan produk santri sendiri. Tetapi hanya diperbolehkan hari Ahad saja. Seluruhnya makanan yang dijual sudah disaring dan disetujui.
“Ini merupakan langkah awal kami untuk menumbuhkan jiwa entrepreneur di santri sedini mungkin. Mulai dari SMP. Kami yakin ke depan santri-santri inilah yang dapat menguasai pasar,” harap Allam. (*/ade)