Kalau sudah berkomitmen menjadi mahasiswa, maka kamu tidak akan lepas dengan yang namanya skripsi. Menyandang status mahasiswa adalah suatu hal yang besar dan akan berbeda dengan sekolah biasa. Skripsi adalah buah dari ke-Maha-siswaan kita. Namun, pada kenyataannya, untuk membuat skripsi tidaklah mudah, sehingga banyak mahasiswa yang merasa kesulitan untuk membuatnya. Maka tips cepat menyelesaikan skripsi sangat dibutuhkan.
Sebenarnya tim redaksi Media Mahasiswa sedikit tidak layak untuk meresume tips tentang menyelesaikan skripsi secara cepat. Namun penulis memang mendapatkan tips ini sedikit terlambat, dan sedikit menyesal tidak menemukannya lebih awal. Penulis pun akhirnya menyelesaikan skripsi penulis tepat 10 semester karena disambi jalan-jalan. ha ha ha.
Sering berdiskusi dengan senior dan dosen, langkah awal dari tips cepat menyelesaikan skripsi
Kalau kamu suka banget ngegosip, PDKT sama kakak tingkat atau dosen muda-cakep, atau kamu suka banget ngopi dan nongkrong cantik, kamu bisa banget mengembangkan kebiasaan ini untuk menyelesaikan skripsi. Kok bisa? Iya bisa. Jadikan kesempatan ini untuk diskusi, mengajak diskusi tentang penelitian lama mereka, metode yang dipakai, dan topik apa yang dibahas.
Setelah mengetahui tentang skripsi lama mereka, bisa share tentang tipe dosen dan cara dosen tersebut membimbing serta keahlian dosen tersebut. Karena setiap dosen pembimbing punya ciri dan fokus masing-masing dalam membimbing. Jadi biar gak salah memilih dosen pembimbing, ada sebaiknya untuk mengenal lebih dulu di jauh-jauh hari.
Pastikan diskusi ini dapat menghasilkan sebuah judul skripsi, dan latar belakang kamu membuat skripsi. Diskusi dan minta saran kepada dosen serta seorang ahli yang kamu kenal atau kakak tingkat yang kamu kenal yang telah bergerak di bidang yang sama dengan tema yang kamu angkat.
Sering-sering main ke perpustakaan, adalah langkah dasar dari tips cepat menyelesaikan skripsi
Saktinya mahasiswa adalah bisa keluar masuk sebuah perpustakaan Universitas bersangkutan tanpa perlu ijin tertulis, yang penting kamu punya KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) yang aktif.
Cari referensi buku bacaan sebanyak mungkin dari perpustakaan, karena seringkali buku teori populer menjadi buku rebutan dari mahasiswa semester berapapun. Jadi kamu harus sering nongkrong di perpus, kali aja buku yang kamu taksir sudah datang. Juga, mengerjakan skripsi di perpus akan menjadi lebih fokus loh, daripada mengerjakan di rumah atau kos-kosan. Karena susah kalau mau rebahan dan ketiduran (takut kebablasan dan terkunci di dalam perpus kan… hehehe).
Sering baca jurnal online, jurnal offline dan skripsi kakak tingkat yang disediakan perpustakaan. Akses jurnal online biasanya dibatasi hanya abstraknya saja, atau berbayar, di perpus kamu bisa mengaksesnya secara gratis.
Kunjungi juga perpustakaan Universitas lain dan juga perpustakaan kota jika buku yang kamu cari tidak ada. Karena biasanya referensi buku tua banyak terdapat di perpustakaan kota.
baca juga: Kisah Mahasiswa Indonesia di Lebanon
Kerjakan skripsi secara berkelompok
Kamu bisa membuat kelompok pengerjaan skripsi berdasarkan tema yang diambil, atau berdasarkan dosen yang membimbing. Percaya, deh, membuat kelompok skripsi akan sangat membantu kamu secara psikis dan pencapaian.
Dalam sebuah kelompok skripsi ini biasanya kamu akan diberikan tips oleh teman kamu yang sudah maju bimbingan. Tentang apa yang tidak boleh dan apa yang boleh bahkan harus kamu lakukan ketika skripsian.
Kamu juga bisa saling meminjam buku, mengoreksi kesalahan tulis, serta saling memberikan masukan juga motivasi untuk mengerjakan skripsi. Kebanyakan mereka yang memiliki kelompok skripsi ini, akan lulus bersamaan atau berdekatan periode. Karena mereka yang sudah selesai akan memiliki keterikatan untuk memantau berjalannya skripsimu.
Manfaat lainnya adalah bisa jadi mereka yang sekelompok denganmu adalah orang-orang yang penting ketika kamu mencari pekerjaan di masa depan.
Jangan takut revisi dan maju bimbingan, bikin minimal lama pengerjaan revisi
Kamu selalu memiliki rasa takut dicaci maki, tulisan dicoret dengan tinta merah, atau skripsimu disobek-sobek oleh dosen pembimbing? Tenang, kamu gak sendiri, kamu boleh menangis, boleh teriak-teriak di lapangan terbuka, tapi kamu gak boleh berhenti menulis dan merevisi skripsimu.
Tetap hadapi dosen itu dan berusaha sebaik mungkin untuk merevisi pekerjaanmu. Beri waktu maksimal kamu untuk merevisi tulisanmu. Kalau penulis, setelah tahu penulis sudah tertinggal lama dari teman-teman, penulis memberikan waktu minimal 2 minggu paling lambat bertemu dengan dosen pembimbing. Tentu saja dengan skripsi yang sudah diperbaiki.
Datangi Psikolog atau Badan Konseling Kampusmu
Semoga kamu tidak butuh tips terakhir ini. Ini khusus untuk kamu yang merasa terlalu cemas akan skripsimu, terlalu takut untuk menemui dosen pembimbingmu. Jika rasa cemas dan takutmu berubah menjadi sebuah kesakitan fisik, juga membuatmu susah makan, tidak mau bertemu siapapun, hingga membuatmu tidak mampu menyelesaikan skripsimu, cobalah bergegas ke psikolog, atau badan konseling di kampusmu.
Kamu juga bisa memanfaatkan teknologi psikolog online profesional di beberapa apps jika kamu tidak sanggup untuk keluar dari kamarmu. Jangan lupa, kamu tidak sendirian. Apa yang sedang kamu rasakan dan hadapi juga dirasakan orang lain. Cepatlah keluar dari ketakutan dan mintalah tenaga profesional membantumu.
Ringkasan
Buat jadwal, buat goals, berdiskusi, jangan malu bertanya, berkenalan pada yang lebih senior, dan banyak minta saran. Perbanyak buku referensi, sering “berkemah” di perpustakaan. Datanglah ke psikolog atau badan konseling kampus jika kamu merasakan ketakutan yang luar biasa dan membuatmu tidak sehat atau berhenti mengerjakan skripsi. Ingat, kamu tidak sendirian di dunia ini. Selamat mengerjakan skripsi! Semoga artikel ini bermanfaat untukmu. (war/can)