Usung Format Baru, HI UMM Gagas Model OIC Bahas Isu Nuklir Negara Islam

waktu baca 2 menit
Sabtu, 5 Jul 2025 06:33 0 6 Redaksi MediaMahasiswa

MALANG, MediaMahasiswa.com – Program Studi Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menunjukkan inovasinya dalam praktikum mata kuliah Organisasi Internasional. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang menggunakan format Model United Nations (MUN), kali ini Prodi HI UMM mengusung model baru, yaitu Model Organization of Islamic Cooperation (MOIC).

Praktikum yang berlangsung di Ballroom Rayz Hotel UMM pada Senin (24/6) ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mendalami dinamika diplomasi dalam konteks Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), sebuah perspektif yang unik dan relevan dengan konstelasi politik global saat ini.

Dengan mengusung tema “Evaluating the Role of Nuclear Developments and Agreements in OIC Member States”, para mahasiswa bertindak sebagai delegasi dari negara-negara anggota OKI. Mereka ditantang untuk berdebat dan merumuskan sebuah resolusi bersama terkait isu pengembangan dan perjanjian nuklir yang sensitif di antara negara-negara Muslim.

Salah seorang peserta yang menjadi delegasi dari Kamerun, Neiza Nur Hidayah, menuturkan bahwa persiapan untuk MOIC ini memberikan tantangan tersendiri. Menurutnya, riset yang dibutuhkan lebih spesifik dibandingkan proyek penugasan yang selama ini ia dapati dari semester 1 hingga semester 2.

“Persiapannya cukup menantang karena kami masih belum familiar dengan praktikum seperti ini. Kami harus mendalami posisi negara-negara anggota OKI terhadap isu nuklir, yang seringkali lebih kompleks dan tidak sehitam-putih di forum PBB. Kami dibimbing sejak bulan Mei untuk riset mendalam, menyusun position paper, dan strategi diplomasi,” jelas Neiza.

Jalannya konferensi berlangsung dinamis dengan berbagai lobi dan perdebatan antar blok negara. Pada akhirnya, beberapa delegasi berhasil menorehkan prestasi. Kategori penghargaan dalam konferensi ini antara lain: Best Delegate yang dimenangkan oleh delegasi Turki, Best Position Paper oleh delegasi Kamerun, dan penghargaan tertinggi Most Outstanding Delegate yang berhasil diraih oleh delegasi dari Nigeria.

Muhammad Nazhif Wiradafa, perwakilan dari delegasi Turki, mengaku bahwa kemenangan timnya tidak lepas dari strategi koalisi yang solid.

“Sidangnya berjalan alot dan sangat dinamis. Berbeda dengan MUN di mana ada veto dari negara besar, di MOIC ini kami lebih fokus membangun konsensus di antara negara-negara Islam. Alhamdulillah, draft resolution yang kami ajukan bersama koalisi kami berhasil diterima mayoritas, menawarkan kerangka kerja sama nuklir untuk tujuan damai di bawah pengawasan OKI,” ungkap Dafa.

Inovasi penggantian format dari MUN ke MOIC ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif kepada mahasiswa HI UMM mengenai berbagai forum organisasi internasional di luar PBB. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *