Muchammad Rafhan Fatih Al-Karzai, siswa kelas X di SMA Thursina International Islamic Boarding School (IIBS), sukses mencetak prestasi gemilang dengan meraih Juara I dalam ajang Kejuaraan Nasional Menembak F-Class Ketua Bidang Berburu PB Perbakin Cup 2025. Dalam kategori Sporting Hunger 100 Meter, Rafhan tampil luar biasa dan berhasil mengungguli para peserta lain yang mayoritas adalah atlet berpengalaman.
Laga yang digelar pada akhir Februari (27/02) itu menjadi pengalaman pertamanya tampil di kejuaraan resmi. Namun, hal itu tak menghalangi santri asal Magetan tersebut untuk menunjukkan kualitas terbaiknya. Menempati giliran menembak ke-7, Rafhan membukukan skor sempurna: 50V, hasil yang mencerminkan presisi dan konsistensi tembakannya.
Dalam perlombaan ini, Rafhan diberi 14 butir peluru untuk dua sesi tembakan. Pada sesi pertama, ia harus menembakkan 10 peluru utama dan berhasil mencetak perfect score. Di sesi kedua, yang terdiri dari 4 peluru cadangan, ia juga menunjukkan performa yang tak kalah impresif dengan hasil sempurna.
“Ini adalah pengalaman pertama saya di dunia menembak. Saya baru mendapatkan lisensi di akhir 2024 dan tidak menyangka bisa langsung meraih prestasi di ajang perdana ini. Semua saya persembahkan untuk orang tua saya yang telah memperkenalkan saya pada olahraga ini,” ungkap Rafhan dengan penuh rasa syukur.
Tak hanya fokus pada kompetisi, Rafhan juga memanfaatkan momen tersebut untuk menjalin relasi dan bertukar pengalaman dengan peserta lain. Menurutnya, interaksi dengan atlet lain memberinya banyak pelajaran berharga. Ia juga menekankan bahwa dalam menembak, kunci keberhasilan adalah ketenangan dan konsentrasi tinggi—yang ia latih lewat berdzikir dan menjaga keseimbangan batin. “Kalau tidak tenang, arah tembakan bisa melenceng. Maka dari itu, saya selalu menjaga fokus dengan berdzikir,” tambahnya.
Koordinator bidang Olahraga dan Seni Thursina IIBS, Ustadz Munahar Al-Amin, S.Pd., menyampaikan apresiasinya atas prestasi yang diraih Rafhan. Ia menekankan pentingnya memberikan ruang dan dukungan bagi para santri dalam mengembangkan potensi diri mereka, khususnya melalui kompetisi.
“Santri harus terus diberi motivasi untuk berproses dan tidak mudah menyerah. Pengorbanan orang tua yang mendukung mereka juga patut dihargai. Proses tidak akan mengkhianati hasil, dan ini harus menjadi pelajaran bahwa perjuangan dan ketekunan akan membuahkan prestasi,” ujarnya.
Ia pun berharap keberhasilan Rafhan bisa menjadi inspirasi bagi santri lainnya di Thursina IIBS agar terus semangat mengejar prestasi. “Kami tanamkan sejak awal bahwa kemenangan itu bonus. Yang paling penting adalah usaha maksimal, doa, dan ikhtiar yang sungguh-sungguh,” pungkasnya. (abd)