Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) kembali menorehkan prestasi dalam ajang internasional melalui partisipasinya dalam Global Competition for Life Sciences (GLOCOLIS) yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) pada tahun 2024. Kali ini, tim yang terdiri dari lima santriwati berbakat kelas 11 Sciencepreneur, yaitu Ananda Aqila Nayyara Setiawati, Airinia Adhitya Puteri, Arsy Haffaf Amara, Nasywa Nafisatunnisaa Hidayat, dan Talitha Syafa Kamila, mengusung inovasi dalam bidang energi terbarukan dengan judul proyek “BioBank: Harnessing the Hidden Energy of Coffee Grounds and Banana Peels Musa Acuminata through Bioethanol Innovation.”
Proyek ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan serta keinginan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Tim Thursina IIBS menggunakan limbah organik yang sehari-hari banyak dihasilkan, yakni kulit pisang dan ampas kopi, sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Inovasi ini dianggap sebagai solusi efektif untuk mengurangi limbah organik sekaligus menyediakan sumber energi baru yang berkelanjutan. “Inisiatif ini sejalan dengan visi ekonomi sirkular, di mana limbah diubah menjadi sumber energi yang bermanfaat bagi masyarakat, serta membantu mengurangi jejak karbon,” jelas Ustadzah Narendra Ichiputra Hariyanto, S.Si., S.Pd., M.Biomed., selaku guru pembimbing proyek ini dan pengajar Biologi di Thursina IIBS.
Proses pengembangan proyek ini tidaklah mudah. Salah satu tantangan yang dihadapi tim adalah menemukan lembaga yang dapat bekerja sama untuk melakukan uji laboratorium terhadap hasil bioetanol yang mereka produksi. Setelah berupaya keras, tim akhirnya menjalin kemitraan dengan laboratorium Politeknik Negeri Malang (Polinema) untuk melakukan uji kualitas bioetanol. “Pihak sekolah mendukung penuh dengan menyediakan laboratorium untuk proses produksi, sementara orang tua siswa memberikan dukungan moral serta finansial,” tambah Ustadzah Narendra.
Melalui proyek ini, tim Thursina IIBS berharap dapat menunjukkan bahwa bioetanol yang dihasilkan dari limbah organik ini memiliki potensi besar sebagai alternatif bahan bakar yang berkelanjutan dan berkualitas. Inovasi ini tidak hanya akan berdampak pada lingkungan dengan mengurangi jumlah limbah organik, tetapi juga berpotensi membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. “Kami berharap hasil kompetisi ini bisa menjadi awal untuk pengembangan lebih lanjut. Setelah kompetisi, fokus tim adalah memperbaiki proses produksi bioetanol, meningkatkan efisiensi, dan bekerja sama dengan pihak terkait untuk memperbesar skala penerapan teknologi ini,” tutur Ustadzah Narendra.
“Selain itu, tim juga berencana untuk mencari dukungan kebijakan serta investasi infrastruktur yang diperlukan guna memperluas adopsi bahan bakar terbarukan ini di Indonesia. Mereka berkomitmen untuk terus memperjuangkan energi hijau yang lebih ramah lingkungan, guna mencapai masa depan yang lebih berkelanjutan” tutup Ustadzah Narendra dengan penuh harapan.
Partisipasi Thursina IIBS dalam GLOCOLIS IYSA 2024 membuktikan dedikasi mereka dalam menciptakan inovasi yang tidak hanya bermanfaat secara ilmiah, tetapi juga berdampak nyata bagi masyarakat luas. (lil)